Herakleitos
(550-480 SM)
Nama
kelompok:
Icta
wulandari
Januferdi
Avie
oktavianty
Ribka
kaminlopa
Cristoper
mario
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2013
I.
RIWAYAT HIDUP SINGKAT
Herakleitos
adalah seorang filsuf Yunani yang hidup pada tahun 550-480 SM, abad 6-5 SM. Dia
hidup di Efesus , sebuah kota penting di Pantai Ionia, Asia kecil, tidak jauh
dari Miletus, tempat kelahiran filsafat. Dirinya
dikenal sebagai Si Gelap karena perkataannya yang sulit dipahami artinya dan
“nama itu menunjuk pesimisme yang ada padanya”. “Pesimisme ini ditimbulkan dari
keadaan politik pada waktu itu atau akibat pengajarannya tentang kefanaan
dunia.keperibadiannya melankolis sehingga ia kadang-kadang dijuluki ‘the
weeping philosopher’. Dalam hidupnya, Herakleitos mengabdikan diri untuk mendalami
filsafat lewat pemikiran-pemikirannya yang bersifat spekulatif
II.
KARYA-KARYA
a. Tidak ada
III.
Ajaran
a. Jagad raya
Menurut herakletos jagad raya itu sudah ada dan
selalu beubah-ubah, apapun yang terjadi di jagad raya adalah sebuah prosess
“menjadi”. Baginya ,kontradiksi bersemanyam dalam setiap ‘hal ada’ dan ‘hal
inilah’ yang justru menjadi penyebab dari segala perubahan.
b. Logos
Herakleitos
mengungkapkan bahwa pendengarnya tidak sanggup memahami logos karena
mereka hidup dalam dunia mereka sendiri. Mereka tidak sadar bahwa mereka
terkungkung dalam alam pemikiran mereka sendiri sehingga tidak dapat membuka
diri pada logos. Padahal dalam pandangan saat itu, bisa dikatakan
bahwa logos menjadi sumber dari segala sesuatu yang terjadi di alam
semesta ini. Herakleitos, lewat pemikirannya, ingin mendorong, mengusik, dan
mendesak pendengarnya untuk menjadi sadar dan berpikir secara lebih luas
tentang dunia sekitarnya.
c. Api
Herakleitos memandang API secara istimewa karena
API dipahaminya sebagai unsur penting yang memengaruhi kosmos. Pengaruh yang
diberikan oleh API ini adalah siklus tetap perubahan yang terjadi di alam
semesta. Semuanya yang ada dibentuk dan berasal dari api sebagai sumber
utamanya karena “Segala sesuatunya dapat dipertukarkan dengan API, dan API
adalah alat tukar bagi segala sesuatu, sama halnya semua harta milik bisa
dipertukarkan dengan emas, dan emas dengan segala harta milik (DK 22 B90,
Plutarchus, De E Delpico, p. 388e)[. API juga dipahami sebagai sesuatu yang
sanggup memisah-misahkan dan merengkuh semua hal sekaligus. Karena itulah,
Herakleitos melihat API sebagai sesuatu yang dinamis, yang sanggup memberikan tranformasi
nyata bagi kehidupan dalam kosmos dankosmos itu sendiri.
d. Harmoni
Secara menarik, James Warren mencoba
menggambarkan pemikiran Herakleitos ini dengan harmoni pada alat musik yang
berdawai. Tegangan karena perbedaan yang terjadi pada dawai itulah yang
menghasilkan sebuah harmoni yang dapat dinikmati. Hal ini berlaku juga pada
pernyataan bahwa yang satu mendapat arti dan makna dari yang lainnya. Realitas
bahwa kesehatan adalah kondisi yang berharga mendapat penegasan dari lawannya,
yakni keadaan sakit. Demikian pula, rasa kenyang mendapat makna karena adanya
rasa lapar pada manusia. Jadi, disimpulkan bahwa hal-hal yang bertentangan ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain.
Pemikiran ini pula yang kemudian mendasari ajaran
Herakleitos mengenai para dewa, manusia, kehidupan dan kematian. Dalam
ajarannya itu Herakleitos banyak membahas mengenai ketidakabadian dan
keabadian. Berkaitan dengan itu, dia tertarik untuk membahas mengenai siklus
kehidupan dan kematian manusia. Dalam salah satu fragmennya, dia membandingkan
kehidupan dan kematian dengan siklus harian dari bangun dan tidur. Baginya
kesatuan antara kehidupan dan kematian di dunia ini adalah gambaran perubahan
dari waktu ke waktu dan menjadi prinsip dari kesatuan. Dia mengajak
pendengarnya untuk merenungkan secara mendalam dan mengambil sebuah pengertian
tentang hidup mereka di dunia ini. Namun, Herakleitos tidak memberi keterangan
lebih lanjut mengenai kehidupan setelah kematian karena dia menyadari bahwa dia
sendiri masih hidup dan belum mengalami secara langsung kematian itu sendiri.
e. Sungai
Herakleitos mengajarkan bahwa dunia yang ada ini
senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Ajaran ini terkenal dengan slogan panta
rhei , semuanya mengalir. Pemikiran Herakleitos ini menegaskan bahwa tidak ada
yang stabil sama sekali karena terjadi perubahan terus menerus di alam semesta.
Perubahan itu sendiri merupakan siklus yang akan selalu terjadi dalam kosmos.
Perubahan yang terjadi ini mengambil sungai yang mengalir sebagai contoh untuk
menggambarkan bagaiman air terus bergerak dan tidak tetap.
Sungai yang diambil oleh Herakleitos dalam
fragmennya ingin menunjuk pada perubahan yang terjadi pada diri manusia.
Pribadi manusia yang hidup di alam semesta ini mengalami perkembangan secara
bertahap. Manusia lahir, betumbuh, menjadi tua, dan akhirnya meninggal.
Perkembangan itulah yang disebut sebagai perubahan. Dalam mengalami
perkembangannya itu, manusia tetap berada di alam semesta yang juga mengalami
siklus perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar