Sabtu, 28 Maret 2015

Sejarah Kesehatan mental, konsep sehat, dan perbedaan kesehatan mental timur&barat



SEJARAH SINGKAT KESEHATAN MENTAL
Penyakit gangguan mental sama usianya dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, nenek moyang homo spesiens mengalami gangguan-gangguan mental seperti halnya dengan homo spesies sendiri. Mereka dan keluarga mereka sangat takut dengan predator. Mereka menderita kecelakaan mental, mereka juga merusak mental orang-orang lain dalam perkelahian-pekelahian. Sejak itu manusia merasa putus asa selalu berusaha menjelaskan penyakit-penyakitmental, mengatasinya, dan memulihkan kesehtan mental. Mula-mula penjelasannya sedeharhana, ia menghubungkan kekalutan-kekalutan mental dengan gejala-gejala alam, pengaruh buruk orang lain, atau roh-roh jahat.

A.GANGGUAN MENTAL TIDAK DIANGGAP SEBAGAI SAKIT

v    (Tahun 1600 dan sebelumnya)
Dukun asli Amerika (Indian), sering juga disebut sebagai “penyembuh” (healer,shaman) orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan mejalani ritual penebusan dan penyucian.
Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena dimasuki oleh roh-roh yang ada di sekitar. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada roh-roh atau menjadi medium dari roh-roh untuk menyatakan keinginannya. Oleh karena itu, mereka sering kali tidak dianggap sakit, sehingga mereka tidak disingkirkan dan dibuang seta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.

v    Tahun 1692
Mendapatkan pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir/guna-guna atau dirasuki setan. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir. Bahkan pengadilan pernah memvonis 19 orang untuk digantung karena dianggap memiliki sihir. Padahal mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir kemungkinan besar mengalami gangguan mental sehingga hidup mereka tampak aneh dan berbeda bagi kebanyakan orang.

Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya Inggris, agak sedikit berbeda, sebelum abad ke-17, orang gila disamakan dengan penjahat/kriminal, sehingga mereka dimasukkan ke dalam penjara.

John Locke (1690) dalam tulisannya yan berjudul An Essay Concerning Understanding,  menyatakan bahwa terdapat derajad kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus-menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tpat. Pandangan John Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.

B.  GANGGUAN MENTAL DIANGGAP EBAGAI SAKIT

ü    Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan tahkhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada saat ini benih-benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan memberikan penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.
Pada abad ke-17 dan 18 individu yang menderita penyakit mental berada dalam penderitaan yang besar di tangan masyarakat Amerika. Mereka dilihat sebagai seorang yang dirasuki setan atau dicirikan sebagai dikuasai sifat-sifat kebinatangan sehingga mereka menjadi subjek penanganan yang menyedihkan. Penyiksaan fisik maupun mental merupakan hal yang umum dan penggunaan pembatas fisik yang meluas seperti jacket yang ketat dengan tangan yang berat dan kaki yang dirantai-mengeluarkan pasien dari martabat dan kebebasannya. Para pendiri  pada abad ke 19, seperti Phillip Pinel di Perancis dan Dorothea Dix, membuat lompatan besar dengan mempromosikan penanganan manusiawi bagi penderita penyakit mental, tetapi kondisinya masih jauh dari ideal. Phillipe Pinel ditunjuk sebagai dokter yang mengawasi Rumah sakit Bicetre, Paris (rumah sakit jiwa untuk pria) pada tahun 1793. Dia memutuskan uuntuk tidak meranntai pasien gila. Dia kemudian ditempatkan di Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk wanita) pada tahun 1795.

ü    Tahun 1812
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of the Mind.  Ini merupakan buku tesk psikiatri Amerika pertama.

Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa (Therapeutic Optimism).  Hal ini disebabkan berkembangkannya teori dan teknik dalam menangani orang sakit jiwa di rumah sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh kepercayaan bahwa penanganan di rumah sakit jiwa merupakan hal yang benar dan cara ilmiah untuk menyembuhkan kegilaan. Pada tahun 1842 psikiater mulai masuk dan mendapatkan peranan penting di rumah sakit, menggantikan ahli hukum yang selama ini ternyata membuahkan kegagalan, maka tidak lama kemudian muncul masa terapi psimisme (therapeutic pesimism) . ini teruma dipengaruhi oleh sosialisme. Darwin menyatakan bahwa gangguan mental adalah perkembangan evolusi sehingga merupakan bawaan dan tidak mungkin diubah lagi.




ü    Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menangani penyakit mental di Amerika Serikat.

ü   Tahun 1908
Clifford Beers (1876-1943) menderita manis depresif pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang bisnisman, yang kemudian mengalami gangguan setelah mengalami sakit dan saudara laki-lakinya meninggal. Setelah mencoba bunuh diri, Dia di masukkan ke rumah sakit mental swasta di Connecticut. Dia menjadi subjek penanganan yang tidak  manusiawi dan mengalami penyiksaan fisik dan mental di bawah kekuasaan orang  yang tidak terlatih dan tidak kompoten di rumah sakit. Beers kemudian menghabiskan beberapa tahun di berbaggai negeri Middletown, Connecticut. Penanganan tidak manusiawi yang diterimanya di institusi ini mencetuskan keberanian untuk memperbaharui perawatan bagi individu yang menderita penyakit mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 dia menulis buku yang berjudul A Mind That Found Itself, merupakan laporan pengalamannya sendiri sebagai pasien sakit mental dan secara jelas menggambarkan kekejaman lembaga perawatan. Buku tersebut memberikan akibat yang segera, menyebarakan visinya mengenai gerakan kesehatan mental. Beers kemudian mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Higiene yang kemudian pada tahun berikutnya berubah menjadi Komite Nasional untuk Mental Higience (the National for Mental Hygience). Yang merupakan pendahulu Asosiasi Kesehatan Mental Nasional sekarang ini.

KONSEP SEHAT

Konsep sehat Menurut Freund (1991), berdasarkan kutipan the International Dictionary of Medicine and Biology, kesehatan adalah suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya, yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit, juga sampai pada kesimpulan mengenai kesehatan sebagai suatu keadaan tidak adanya penyakit sebagai salah satu ciri kalau organisme disebut sehat. Memahami pengertian health, yang di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai “kesehatan”(echols & shadily, 1981) tidaklah sesederhana seperti yang di bayangkan. Sehat dan kesehatan tidak pernah dibahas secara eksplisit sehingga istilah kesehatan bahkan tidak tercantum di dalam indeks buku Joesoef, 1990.
Terdapat beberapa definisi sehat dari para ahli :
  • Kepribadian sehat adalah yang memiliki orientasi produktif (Fromm).
  • Manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan (Allport).
  • Manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan   mencapai kebahagiaan(Maslow).
  • Manusia sehat adalah yang mampu mengalahkan kecemasan dan kebutuhan neurotiknya (Horney).
  • Manusia sehat adalah yang memiliki efikasi diri dan regulasi diri yang tinggi (Bandura).
4 dimensi kesehatan yang mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang ataupun kelompok masyarakat:
  1. Kesehatan Fisik. Ialah tidak merasa sakit atau tidak ada keluhan dan secara klinis tidak adanya penyakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan.
  2. Kesehatan Mental, mencakup 3 komponen, yaitu:
  3. Pikiran –> pikiran yang sehat itu tercermin dari cara berpikir dan jalan pikiran mampu berpikir logis.
  4. Emosional –> emosional yang sehat tercermin dari kemampuan mengekspresikan emosinya, misal sedih, gembira dll.
  5. Spiritual –> spiritual yang sehat tercermin dari cara mengekspresikan rasa syukur, pujian, keagungan dsb terhadap Sang Pencipta. Dapat dilihat dari praktik keagamaan atau keyakinan.
  6. Kesehatan Aspek Sosial. Ialah mampu berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama dsb.
  7. Kesehatan Asepek Ekonomi. Seseorang yang produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menjadi pemasukan finansial terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya.

PERBEDAAN KESEHATAN MENTAL TIMUR & BARAT
Terdapat perbedaan antara konsep kesehatan mental Timur dan Barat. Hal ini terelihat dari model-model aliran yang berkembang di Tiur dan Barat. Model tersebut merupakan cara merekonstruksi realita, memberikan makna kepada fenomena-fenomena alam.
Di Barat berkembang model Biomedis yang menemukan virus dan bakteri sebagai sumber penyakit, dan memandang kesehatan dan penyakit hanya dihubungan pada tubuh manusia saja. Sedangkan Psikiatris lebih mendasar pada bukti fisik dari penyakit dan treatment fisik seperti pemberian obat-obatan dan pembedahan. Sementara Psikosomatis mulai mengembangkan bahwa kesehatan penyakit tidak hanya berkaitan dengan tubuh, akan tetapi memiliki kesinambungan dan keterkaitan antara faktor fisik dan faktor mental. Dan dalam model psikosomatis, tidak ada penyakit somatik tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial.
Jika dibandingkan dengan konsep kesehatan Barat, konsep kesehatan Timur lebih bertolak pada model Holistik. Holistik memiliki arti sempit yaitu melihat organisme manusia sebagai suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling terkait dan tergantung. Sedangkan dalam arti luasnya, organism individual berinteraksiterus-menerus dengan lingkungan fisik dan sosial yang terpengaruh oleh lingkungan tetapi juga mempengaruhi dan mengubah lingkungannya tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 13-14
Dewi, K. S. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Press
Hadjam, M. N. R.,& Widhiarso, W. (2011). Pengujian Model Peranan Kecakapan Hidup terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Psikologi, 38(1), 61-72.
Atwater, E. (1984). Psychology of Adjustment: 2nd edt Englewood Cliff: Prentice-Hall Inc
Whitbourne, H. (2010). Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanika